ご挨拶
KONNICHIWA, HAJIMEMASHITE.
Nama saya NAKATSUJI TOMO dan saya dari Jepang.
Saya tinggal di Jawa sejak Maret 2016 dan sangat terpesona dengan keindahan dan keberagaman Indonesia. Di Jepang saya berkerja sebagai Japan Tour Leader dan Tour Planner selama 10 tahun, dan di Indonesia bersama suami, kami mendirikan biro perjalanan wisata atau travel agen.
Setelah cukup lama saya tinggal di Indonesia, saya mulai melihat dan merasakan Jepang sebagai “Negara Asing” dengan kacamata “Traveller”. Saya sangat menyadari dengan keindahan, kesenangan, kebudayaan, keunikan dan keanekaragaman Jepang, sehingga saya sangat ingin memperkenalkannya kepada masyarakat Indonesia yang akan menjadikan pengalaman yang tidak pernah terlupakan selama Anda mengunjungi negara matahari terbit ini.
Nama ASAhiKARI diambil dari nama dua putra saya. Di sini saya memperkenalkan pemandangan Jepang yang saya akan tunjukkan kepada putra-putra saya suatu hari nanti.
ORIGAMI adalah salah satu budaya tradisi Jepang. Khusus ORIGAMI Burung Jenjang (dipanggil “ORIZURU“) merupakan simbol perdamaian di Jepang.
Burung Jenjang (Bahasa Jepang TSURU) dipercaya menjadi simbol keberuntungan dan umur panjang dari zaman kuno oleh masyarakat Jepang. Dan dikenal sebagai burung yang “TRAVEL” kerena burung Jenjang ini terbang dari utara dan masuk ke negara Jepang setiap musim dingin.
Private Tour
Open Trip
Tidak ada open trip sementara
Makan apa ya?
ALL ABOUT MASAKAN JEPANG
Jepang memiliki 4 musim.
Musim apa terbaik untuk perjalanan?
Hotel, RYOKAN, Capsul Hotel dll
Tips memilih tempat menginap yang cocok untuk Anda
Tentang notasi kata benda yang tepat
(1)Kata benda yang tepat seperti tempat wisata dan hotel di situs ini, kami menggunakan nama yang diposting di situs resmi. Jika tidak ada situs web, gunakan nama yang ada di Google Map.
(2)Tanda hubung digunakan untuk memisahkan “ji, dera, in” yang menunjukkan kuil Buddha, dan “jinja” yang menunjukkan kuil Shintō.
(3)Untuk menyampaikan kepada orang lain ketika Anda benar-benar mengucapkannya, itu ditulis sedemikian rupa sehingga pengucapan bahasa Jepang sealami mungkin (Misalnya Tō-ji di Kyoto sering ditulis “Toji”, tapi orang Jepang kurang paham kalau Anda bilang “TOJI” karena orang Jepang menyebut “TOーJI”. Dalam hal separti ini di situs web ini Kami akan menulis “Tō-ji”).
(4)Stasiun dan halte bus di Jepang seringkali dinamai dengan menghubungkan dua nama tempat, atau dinamakan dengan “mae (artinya depan)”. Dalam kasus seperti ini, tulisan dalam bahasa Indonesia memjadi terlalu panjang dan sulit dibaca, sehingga tampilkan mereka dipisahkan oleh tanda hubung.